Selasa, 10 Januari 2023

Cirebon, Wisata dan Kuliner

     Sudah malam saat kami tiba di Cirebon, hampir jam 9. Saat di Tol, hotel sudah kami pesan, via telpon. Hotel Slamet. Hotel tempo doeloe, tempat orang tua kami dulu biasa menginap saat berdinas. Lokasinya cakep, depan stasiun kereta.

















     Orang tua kami yg suka bepergian dengan kereta, memilih menginap disitu. Hotelnya bersih banget. Stafnya ramah-ramah. Di sekitarnya banyak sekali hotel-hotel. Tinggal pilih sesuai budget, sesuai selera. Untuk kami yg hanya butuh tempat melepas lelah, cukuplah. Bagi yg ingin Staycation, berenang dengan anak-anak,dll mungkin bisa memilih hotel lain.

     Di sekitar hotel Slamet banyak penjual makanan. Tak seperti di kota-kota lain, jam 10 malam para penjual makanan disini sudah beres-beres, tutup. Ada warung warmindo yg buka 24 jam, pas disamping hotel. Namanya warung M. Toha, sesuai nama jalan.


     

     Walau disebut warmindo, yg laris malah bubur ayam dan bubur kacang hijau. Maka papan nama di dinding tertulis Bubur M Thoha. Indomie sepertinya malah jarang dipesan. Bubur ayamnya enak banget, rasanya mantaps. Boleh pesan setengah porsi kalo dirasa kebanyakan. Tapi porsinya kecil kok. 

     Bubur kacang hijaunya juga juara, jadi menu favorit juga, bisa dicampur dengan bubur ketan hitam jika suka. Dari staf hotel setelahnya, baru tahu bahwa bubur ayam M. Thoha adalah salah satu kuliner legendaris di Cirebon. 

     Jika makan disitu, teh tawar hangat langsung disajikan. Gratis. Mau tambah kecap,sambel,lada boleh. Mau pesan telor setengah matang, bisa. Mau kerupuk. Silahkan ambil. Sudah tersaji di meja. Warungnya sempit, jadi kalau mau makan pas rame, ya gantian. Antri.

     Ada abang becak yg nongkrong di depan hotel. Kalau mau jalan-jalan melihat suasana kota Cirebon,tinggal naik becak. Harga damai. 

     Makam Sunan Gunung Jati jadi tujuan paling populer di Cirebon. Kalau mau ziarah, baiknya pagi pagi, agar tidak berdesakan. Karena kami membawa mobil, usai sarapan kami langsung meluncur sesuai google maps. Titiknya tepat. Cuma kaminya yg salah belok. Karena plang namanya kecil dan kurang meyakinkan, kami jalan terus. Setelah tanya tanya di depan, ternyata memang benar,lokasi masuk lorong, sesuai lokasi plang nama tadi. Untuk tempat yg sangat terkenal sebagai lokasi utama wisata ziarah, plang namanya kekecilan. Gak jelas. Beda dengan lokasi wisata lain yg pernah kami kunjungi , plang namanya besar dan jelas.

     Di parkiran, anak-anak menunggu di mobil. Mereka gak mau ikut turun ke lokasi makam. Jadinya hanya saya dan istri yg berjalan kaki menuju makam. Sesuai info yg saya baca sebelumnya, lokasi itu memang penuh oleh kotak kotak amal dan penjaganya yang kabarnya maksa, dan katanya lagi pengemisnya sadis. 

     Kami langsung dipandu oleh juru kunci yg memakai tanda pengenal, didampingi  berjalan mendaki menuju makam. Sambil diceritakan berbagai hal tentang makam tersebut. Mungkin karena sudah ada yg mendampingi, pengasong kotak amal tak berani memaksa. Mungkin juga karena masih pagi, pengemis belum banyak terlihat. 
     Tiba di depan makam wali yg sangat besar jasanya menyebarkan Islam di Jawa Barat, kami berdoa. Akhirnya niat saya yg sudah lama ingin ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati tercapai.
     Di dekat hotel ada alun alun. Abang becak mengantar kami ke sana. Alun alun Kejaksan. Ada Masjidnya juga. Pakai bata ekspose. Cantik. 
     Selanjutnya, masih dengan becak tadi kami menerobos pasar, ternyata kraton kanoman lokasinya di belakang pasar. Tempatnya kurang terawat. Rumput berantakan. Ada masjid di sebelahnya. Saya sempatkan untuk salat dhuha di sana. 

 



Di sebelah kraton ada sekolah. Kata orang yg mendampingi kami, itu sekolah paling tua di Cirebon. Tanahnya dari wakaf Kesultanan.

     Lalu kami lanjut ke kraton kasepuhan. Lokasinya lebih rapi, bangunan juga terawat. Sebelum kembali ke hotel, kami mampir ke toko oleh oleh. Harga barang-barangnya mahal.  Hanya beli satu bungkus emping melinjo, tak kepingin banyak belanja oleh oleh dengan harga semahal itu.
     Di depan sekolah SMP Santa Maria ada ayam goreng “Santa Maria” yg viral. Pernah diliput youtuber Nex Carlos, si Tukang makan. Tapi antreannya panjang. Padahal pingin nyicip sate usus yang katanya enak. Akhirnya beli gorengan di depan Indomaret dekat situ. Pilihannya banyak. Enak pula. Dibungkus saja, untuk bekal selama perjalanan ke lokasi lain setelah meninggalkan Kota Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar